ENTALPI ADSORPSI
JURNAL PRAKTIKUM
TERMODINAMIKA
KIMIA
ENTALPI
ADSORPSI
Oleh
Nama :Landep Ayuningtias
NIM
: 151810301065
Kelompok :6
Asisten : Gepsa Apriliana
LABORATORIUM
KIMIA FISIK
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
JEMBER
2016
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peristiwa adsorpsi
merupakan fenomena yang lazim dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
penyerapan air oleh selembar tissue. Adsorpsi itu sendiri adalah peristiwa penyerapan
suatu zat oleh suatu bahan absorben pada permukaannya. Istilah absorben adalah
zat penyerap dan absorbat adalah zat yang diserap.
Fenomena adsorpsi dan absorpsi harus dibedakan
secara jelas, sebab dua peristiwa tersebut adalah hal yang berbeda. Perbedaannya
terletak pada bagian dari badan absorban yang menyerapnya. Peristiwa penyerapan
dimana absorban menyerap absorbat sampai masuk ke dalam bagian tubuh absorban
dinamanakan peristiwa absorpsi. Sedangkan penyerapan dimana absorbat hanya
diserap oleh permukaan absorban saja dinamakan peristiwa adsorpsi.
Peristiwa adsorpsi
dipengaruhi oleh luas permukaan absorban, konsentrasi larutan, waktu, jenis zat
yang diserap. Percobaan ke-2 ini akan membahas mengenai adsorpsi dengan bahan
karbon aktif. Larutan yang diuji sebagai absorbatnya adalah asam oksalat.
Percobaan ini bertujuan untuk menghitung berapa banyak konsentrasi asam asetat
yang teradsorpsi oleh karbon aktif. Caranya adalah dengan menghitung selisih
volume larutan NaOH awal (titrasi) dan volume larutan NaOH (titrasi) sesudah
didiamkan dengan dicampurkan karbon aktif selama 30 menit.
1.2 Tujuan
Tujuan prcobaan ini
adalah mempelajari secara kuantitatif sifat-sifat adsorpsi suatu bahan absorben
dan menentukan entalpi adsorpsinya.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1. Akuades ()
Akuades didapatkan memalui proses
penyulingan sehingga tidak mengandung mineral. Akuades berfase cair, tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Bahan ini tergolong bahan yang stabil
sehingga tidak memerlukan penyimpanan khusus. Akuades tidak menyebabkan korosi
pada mata, kulit, dan tidak berbahaya apabila terhirup maupun tertelan.
Tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila terjadi tumpahan
kecil maupun besar yaitu, dengan mengepel tumpahan dengan lap kering yang mudah
menyerap (Anonim, 2016).
2.1.2. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium
hidroksida memiliki rumus molekul NaOH. Bahan ini berfase poadat, berwarna
putih, berbau, titik didihnya 1388, dan titik lelehnya
327. Bahan ini mudah larut
dalam air dingin, reaktif dengan logam dan alkali. Bahan ini berbahaya apabila
terkena mata, kulit, terhirup, dan tertelan. Pertolongan pertama yang bisa
dilakukan apabila tertelan, jangan memuntahkannya secara sengaja dan segera
minta bantuan medis (Anonim, 2016).
2.1.3. Asam Oksalat ()
Asam
oksalat berbentuk padatan kristal, berwarna putih, dan memiliki berat molekul
90,04 g/mol. Bahan ini larut dalam air dingin, dietil eter, alkohol, gliserol,
benzena, dan air panas. Bahan ini reaktif dengan oksidator, logam dan alkali.
Bahan ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, jantung, selaput lendir, dan
mata. Pertolongan pertama yang bisa diberikan jika terkena mata yaitu dibilas
dengan air minimal selama 15 menit (Anonim,
2016).
2.1.4. Indikator Phenoftalein ()
Indikator
phenolphthalein merupakan indikator yang digunakan untuk mengindikasi larutan
basa atau asam. Indikator PP berwujud cairan, tidak berwarna/jernih, dan baunya
seperti alkohol. Indikator PP biasanya memiliki pH 8 (basa). Indikator PP
memiliki titik didih 82-83, 21 (180,5-181.8) sedangkan titik
lelehnya sekitar -88,5(-127,3). Indikator PP dapat larut dalam air dingin, air
panas, dietil eter, dan aseton. Indikator PP dapat menyebabkan iritasi pada
mata dan kulit, serta gangguan pernafasan dan pencernaan. Mata yang terkena
bahan in segera dibilas dengan air selama 15 menit. Kulit yang terkena
Indikator PP segera dibilas dan disabun hingga bersih. Korban yang menghirup
bahan ini segera dipindahkan ketempat yang segar. Indikator PP yang tertelan
tidak boleh dimuntahkan dan tidak boelah memasukkan apapun kedalam mulut.
Segera menghubungi tim medis untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Indikator PP disimpan dalam wadah yang kering, tertutup rapat, dan tidah
terkena cahaya matahari langsung (Anonim, 2016).
2.1.5. Karbon Aktif
Karbon
aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif. Karbon
aktif berbentuk bubuk, berwarna hitam, tidak berbau, larut dalam air, memiliki
pH 5.0-10.0. Karbon memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini
bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut, hanya dengan satu
gram karbon aktif, maka akan didapatkan suatu material yang memiliki permukaan
sebesar 500 .
Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaan saja,
namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi
karbon aktif itu sendiri (Anonim,
2016).
Asam asetat adalah asam lemah. Bahan
ini berfase acir, berbau pedas seperti cuka, tidak berwarna, berat molekulnya
60,05 g/mol, titik didihnya 118,1 , dan titik leburnya
16,6. Bahan ini mudah larut
dalam air panas, air dingin, dietil eter, dan aseton. Bahan ini dapat bereaksi
dengan logam, basa kuat, amina, dan asam perklorat. Bahan ini berbahaya apabila
terkena mata, kulit, tertelan, dan terhirup. Pertolongan pertama yang dapat
diberikan apabila terkena mata atau kulit, yaitu dibasuh dengan air mengalir,
dan tutupi yang terkontaminasi dengan krim anti bakteri (Anonim, 2016).
log
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2016. MSDS Aquades [Serial Online]. www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9927593.
[diakses 10 Oktober 2016].
Anonim.
2016. MSDS Asam Asetat [Serial Online]. www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9922769. [diakses 10 Oktober 2016].
Anonim.
2016. MSDS Asam Oksalat [Serial Online]. www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9926346. [diakses 10 Oktober 2016].
Anonim.
2016. MSDS Karbon aktif [Serial Online]. www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9923388. [diakses 10 Oktober 2016].
Anonim.
2016. MSDS Natrium Hidroksida [Serial
Online]. www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9924998. [diakses 10 Oktober 2016].
Anonim.
2016. MSDS Phenolptalein [Serial Online].
www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9926477. [diakses 10 Oktober 2016].
Atkins,
P.W. 1990. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
Brady,
James. E. 1998. Kimia Universitas
Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.
Day, R.A, dan A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisa Kuantitati. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik I.
Jember: Universitas Jember.
Komentar
Posting Komentar