LAPORAN
PRAKTIKUM TERMODINAMIKA
KEKENTALAN
DAN ENERGI PENGAKTIFAN ALIRAN
Disusun oleh
Nama :Landep Ayuningtias
NIM
: 151810301065
Kelompok :6
Asisten : Ardine Kumalasari
LABORATORIUM
KIMIA FISIK
JURUSAN
KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
JEMBER
2016
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Kekentalan merupakan
sifat dari suatu zat cair yang disebabkan karena adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan
tersebut menghambat aliran dari suatu zat cair. Setiap zat cair memiliki sifat
kental dan koefisien kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan zat cair dapat
dinyatakan dengan suatu bilangan untuk mengetahui seberapa besar nilai
kekentalannya pada zat cair tertentu.
Suatu zat cair memiliki
kemampuan menahan sehingga suatu padatan tertentu yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tahanan yang
disebabkan gesekan antara zat cair dan permukaan suatu padatan tersebut. Hambatan
tersebut yang dinamakan sebagai kekentalan. Akibat dari adanya kekentala zat
cair maka akan menyebabkan perubahan kecepatan terhadap padatan yang masuk
kedalam zat cair. Fenomena tersebut dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya apabila seseorang melembar sebuah batu kecil ke dalam kolam, terlihat
bahwa mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya berhenti.
Percobaan pada
praktikum kali ini mengamati kekentalan suatu suatu zat cair menggunakan metode
ostwald dan mengamati pengaruh variasi suhu terhadapa kekentalan zat cair. Zat
cair yang akan ditentukan kekentalannya yaitu alkohol.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan percobaan kekentalan dan
energi pengaktifan yaitu untuk mengamati angka kekentalan relatif suatu zat
cair dengan cara menggunakan air sebagai pembanding dan menentukan tenaga
pengaktifan zat cair tertentu.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1. Akuades
Akuades memiliki rumus molekul
. Akuades didapatkan memalui proses
penyulingan sehingga tidak mengandung mineral. Akuades berfase cair, tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Bahan ini tergolong bahan yang stabil
sehingga tidak memerlukan penyimpanan khusus. Akuades tidak menyebabkan korosi
pada mata, kulit, dan tidak berbahaya apabila terhirup maupun tertelan.
Tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila terjadi tumpahan
kecil maupun besar yaitu, dengan mengepel tumpahan dengan lap kering yang mudah
menyerap (Anonim, 2016).
2.1.3.
Alkohol
Alkohol
atau dikenal dengan etanol dengan rumus molekul
. Alkohol memiliki wujud cairan, berbau
seperti alcohol, tidak berwarna. Titik didiih etanol 78ᵒC sedangkan titik
lelehnya -177ᵒC dan kekentalan rata-ratanya sebesar 1,59 poise. Etanol larut
dalm air panas dan air dingin. Identifikasi bahaya dari etanol yaitu berbahaya
dalam kasus kontak mata, kulit, menelan dan inhalasi. Tindakan pertolongan
pertama saat terjadi kontak dengan mata segera periksa dan lepaskan kontak
serta basuh dengan air mengalir selama minimal 15 menit (Anonim, 2016).
2.2. Landasan Teori
Viskositas
cairan murni merupakan indeks hambatan aliran. Viskositas dapat diukur dengan
mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini
merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk
cairan maupun gas (Bird, 2003).
Kekentalan
suatu zat cair memiliki hungan yang erat dengan proses aliran. Dua lapisan zat
alir masing-masing memilikiluas A, jarak kedua lapisan dy bergerak dengan arah
yang sama dan memiliki selisih kecepatan dv, dinyatakan sebagai:
|
(2.1)
|
F adalah gaya gesek yang bersifat melawan
aliran, sedangkan tanda negatif menunukkan bahwa arah gaya gesek berlawanan
dengan arah kecepatan nisbi dv. Kekentalan memiliki hubungan dengan sifat
sistem lain, misalnya temperatur. pengaruh temperatur terhadap kekntalan zat
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
|
(2.1)
|
dengan a dan E adalah suatu tetapan
(Tim Penyusun, 2016).
viskositas gas meningkat dengan naiknya
temperatur. Namun, hal ini berlawanan dengan viskositas zat cair justru akan
menurun jika temperatur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan
kebalikan dariviskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur
(Martin, 1993).
Cairan mempunyai gaya
gesek yang lebih besar untuk mengalir dari pada gas. Viskositas gas
bertambah dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan
naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak
terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan
naiknya tekanan (Sukardjo, 1995).
Kekentalan naik dengan
naiknya berat molekul.selain itu gaya tarik antar molekul juga memepengaruhi
nilai viskositas suatu zat. kekentalan meningkat dengan adanya ikatan hidrogen pada suatu zat cair (Atkins, 2006).
Makin
kental suatu cairan, maka gaya yang
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu juga semakin
besar. Viskositas dispersi kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel
dari fase dispers. Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem dispersi
dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang mengandung
koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk
dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel
(Moechtar,1990).
Pengukuran viskositas
menggunakan viskometer oswald yaitu dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu
cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
berat cairan itu sendiri. Sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung
pada ukuran viskometer) dipipet ke dalam viskometer. Cairan kemudian dihisap
melalui labu pengukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi
daripada batas a. Cairan kemudian dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan
turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan
melewati batas b, stopwatch dimatikan. Waktu yang dibutuhkan cairan untuk
melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan P
merupakan perbedaan tekan antra kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan
sebanding dengan berat jenis cairan (Respati, 1981).
Kekentalan dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang
melalui tabung berbentuk silinder cara ini dapat digunakan untuk cairan
maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk ditentukan. Namun dalam
prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatifnya yaitu perbandingan antarakekentalan
zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (Sukardjo, 1995).
Berdasarkan hukum Haegen Poiseuille,
maka persamaan viskositas dapat dinyatakan sebagai berikut :
η = π p r4 t / (8VL) ; p = ρ g h
= π p r4 t ρ g h / (8VL)
dimana :
P = tekanan hidrostatis
r = jari-jari kapiler
t = waktu alir zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h
L = penjang kapiler
Untuk air :
ηair = π p r4 ta ρa g h / (8VL)
secara umum berlaku :
ηx = π p r4 tx ρx g h / (8VL)
jika air digunakan sebagai pembanding maka:
ηx / ηair = tx ρx / ta ρa
(Tim Penyusun, 2016).
η = π p r4 t / (8VL) ; p = ρ g h
= π p r4 t ρ g h / (8VL)
dimana :
P = tekanan hidrostatis
r = jari-jari kapiler
t = waktu alir zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h
L = penjang kapiler
Untuk air :
ηair = π p r4 ta ρa g h / (8VL)
secara umum berlaku :
ηx = π p r4 tx ρx g h / (8VL)
jika air digunakan sebagai pembanding maka:
ηx / ηair = tx ρx / ta ρa
(Tim Penyusun, 2016).
BAB
3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-
Piknometer
-
Termometer
-
Stopwatch
-
Botol semprot
-
Pipet tetes
-
Pembakar spritus
-
Gelas beaker
-
Ball pipet
-
Viskometer
3.1.2 Bahan
-
Akuades
-
Alkohol
Akuades
|
Hasil
|
- ditentukan
kerapatannya menggunakan piknometer
- dibersihkan
piknometer hingga benar-benar bersih dan kering
- dilakukan penimbangan pada piknometer
kosong
- diisi dengan air pada suhu 26
- dimasukkan
secukupnya ke dalam viskometer hingga permukaannya berada diatas tanda yang
paling atas dan stopswatch diaktifkan
- dihentikan
stopwatch setelah sampai pada tanda yang paling bawah
- ditentukan
waktu alirnya dan diulangi sebanyak 3 kali (pada suhu 26
- dilakukan
langkah 1-7 untuk alkohol
|
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Alkohol
|
||
Suhu(
|
|
E (kJ/mol)
|
26
|
|
30
|
31
|
|
|
36
|
|
4.2 Pembahasan
Percobaan ketiga
membahasa mengenai kekentalan dan tenaga pengaktifan aliran suatu zat.
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair yang disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Kekentalan
dipengaruhi oleh jenis zat dan temperatur. Sedangkan tenaga pengaktifan aliran
adalah sejumlah energi yang dibutuhkan untuk mengaktifkan partikel-partikel
dalam suatu zat hingga terbentuk aliran. Percobaan kali ini mengamati
kekentalan suatu zat dengan cara menggunakan air sebagai pembanding dan
menentukan tenaga pengaktifan dari suatu zat. Zat cair yang akan diuji adalah
alkohol.
Metode
yang digunakan adalah metode ostwald. Metode ostwald berdasarkan hukum heagen
poiseuille dengan prinsip yang didasarkan pada waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu zat cair untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat zat cair itu sendiri. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu air unruk mengalir dimana nilai kekntalannya sudah
diketahui. Alat yang digunakan dalam metode ostwald adalah piknometer dan
volumetri. Piknometer dalam percobaan ini digunakan untuk menentukan massa
jenis air dan alkohol. Adapun caranya yaitu dengan menimbang piknometer
ksosong, kemudian menimbang piknometer yang diisi zat cair sampai tanda batas.
Berdasarkan hasil penimbangan maka diketahui massa zat cair dengan cara
mengurangi massa zat cair dan piknometer dengan massa piknometer kosong.
Setelah massa dan volume zat cair diketahui maka dapat menentukan massa
jenisnya. Adapun volumetri pada percobaan ini digunakan untuk mengukur laju
alir dari air dan alkohol. Caranya yaitu dengan mengisi alat dengan masing-masing
zat cair sampai diatas tanda batas paling atas, cairan kemudian dihisap melalui
labu ukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas atas.
Cairan dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas bawah
stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak
antara tanda batas atas dan bawah dapat ditentukan. Masing-masing pengukuran
zat cair dengan piknometer dan
viskometer pada variasi suhu 26
, 31
, dan 36
. Fungsi perlakuan variasi suhu yaitu
untuk menguji pengaruh suhu terhadap kekentalan suatu zat cair.
Kegiatan
pertama yaitu menentukan massa jenis akuades dan alkohol menggunakan piknometer
masing-masing pada suhu 26
, 31
, dan 36
. Massa jenis akuades secara berurutan
pada masing-masing suhu didapatkan sebesar
,
, dan
1,0137 g/ml. Massa jenis alkohol secara berurutan pada masing-masing suhu didapatkan sebesar
;
;dan
. Nilai massa jenis semakin kecil dengan
meningkatnya suhu. Hal itu disebabkan ketika suhu suatu zat cair meningkat,
partikel-partikel dari zat tersebut bergerak lebih cepat dan acak sehingga
dibutuhkan ruang lebih besar bagi partikel dalam zat tersebut dan membuat
volumenya menjadi lebih besar dan interaksi antar partikelnya menjadi lemah.
Akibat pemuaian zat cair tersebut, maka volume air yang menempati piknometer
memiliki massa yang lebih kecil berdasarkan kenaikan suhunya.
1,0137 g/ml. Massa jenis alkohol secara berurutan pada masing-masing suhu didapatkan sebesar
Kegiatan
yang kedua yaitu menentukan waktu alir akuades dan alkohol pada alat viskometer
masing-masing pada suhu 26
, 31
, dan 36
. Waktu yang dibutuhkan akuades untuk
mengalir dari tanda batas yang telah ditentukan, secara berurutan sebesar 0,60
s, 0,52 s, dan 0,38 s. Adapun waktu yang dibutuhkan alkohol untuk mengalir dari
tanda batas yang telah ditentukan, secara berurutan sebesar 0,60 s, 0,52 s, dan
0,38 s. Berdasarkan hasil tersebut, peningkatan suhu membuat laju alirnya
menjadi lebih cepat. Fenomena yang terjadi sesuai dengan literatur, bird
(1987), viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas
naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Berdasarkan hal tersebut viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan temperatur.
Kegiatan
yang ketiga yaitu menentukan kekentalan alkohol. Berdasarkan data yang telah
didapat dari hasil percobaan, maka nilai kekentalan alkohol masing-masing pada
suhu 26
, 31
, dan 36
yaitu sebesar
,
, dan
. Hasil diperoleh dengan perhitungan
berdasarkan rumus
, dimana
dan
adalah waktu alir alkohol dan air,
dan
adalah massa jenis alkohol dan air, dan
nilai kekntalan air yang sudah diketahui pada
variasi suhu yang didapatkan dari tabel. Fenomena yang terjadi sesuai dengan
literatur, bird (1987), viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan
molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga
gaya interaksi antar molekul melemah. Berdasarkan hal tersebut viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.
hubungan
kekentalan dengan variasi waktu dapat dijelaskan dengan grafik ln
dengan 1/T. Adapun grafiknya adalah sebagai
berikut:
gambar 4.1 grafik hubungan ln
dengan 1/T
Berdasarkan
grafik tersebut, diketahui bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh
suatu cairan untuk mengalir, maka kekntalannya cairan tersebut semakin besar
pula. Hasil ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir
sebanding atau berbanding lurus dengan kekntalannya. Kekentalan suatu zat juga
dapat digunakan untuk mengetahui besar energi pengaktifan atau energi
aktifasi. Energi pengaktifan aliran adalah energi yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan gerakan-gerakan partikel zat cair secara kontinu sehingga
menghasilkan sebuah aliran. Semakin kental suatu zat cair maka energi
pengaktifan semakin kecil. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kekentalan
maka waktu yang dibutuhkan oleh suatu zat cair untuk bergerak mengalir akan semakin
cepat. berdasarkan grafik di atas diperoleh persamaan y = 3610x - 11,87. Slope
yang diperoleh merupakan m =
. Berdasarkan slope yang diperoleh
tersebut maka dapat ditentukan energi pengaktifan aliran dengan
. Energi pengaktifan aliran yang diperoleh sebesar 30 kJ/mol.
BAB
5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan mengenai kekentalan dan tenaga pengfaktifan aliran maka dapat
disimpulkan bahwa angka kekentalan zat cair dapat ditentukan dengan metode
ostwald dengan menggunakan air sebagai pembanding dimana dimana semakin tinggi
suhu maka semakin rendah angka kekentalannya.keknatalan air lebih kecil
daripada kekntalan alkohol.kekentalan suatu zat cair berbanding terbalik dengan
massa jenisnya. Apabila massa jenisnya semakin besar makan nilai kekentalannya
semakin menurun. Semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk
mengalir, maka kekntalannya cairan tersebut semakin besar pula. Kekentalan
suatu zat juga dapat digunakan untuk mengetahui besar energi pengaktifan atau
energi aktifasi
. Energi pengaktifan aliran yang
diperoleh sebesar 30 kJ.
5.2
Saran
Adapun
saran yang dapat diberikan berdasarkan percobaan ini yaitu sebaiknya praktikan
secepatnya mengukur massa jenis dan waktu alir zat cair pada variasi suhu yang
ditentukan. Hal itu disebabkan karena mudahnya zat cair mengalami perubahan
temperatur pada suhu ruang apabila tidak dijaga dengan ketat.
Daftar Pustaka
Anonim. 2016. Material Safety Data Sheet of Alkohol
[Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=992288922.
[diakses 4 Novemver 2016].
Anonim. 2016. Material Safety Data Sheet of Aquades [Serial
Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9927321.
[diakses 4 Novemver 2016].
Atkins,
P.W. 2006. Termodinamika Kimia. Jakarta: Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia
Respati. H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1995.Termodinamika Kimia. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia
Respati. H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1995.Termodinamika Kimia. Jakarta : Erlangga.
Tim Penyusun. 2016. Petunjuk Praktikum Termodinamika Kimia.
Jember : Universitas Jember.
Lembar
Perhitungan
A. Massa
jenis larutan
Massa
jenis akuades
1. Massa
jenis akuades pada suhu 26
2. Massa
jenis akuades pada suhu 31
3. Massa
jenis akuades pada suhu 36
B. Massa
Jenis Alkohol
1. Massa
jenis alkohol pada suhu 25
2. Massa
jenis alkohol pada suhu 31
3. Massa
jenis alkohol pada suhu 36
C. Kekentalan
alkohol
1. Kekentalan
alkohol pada suhu 26
2. Kekentalan
alkohol pada suhu 31
3. Kekentalan
alkohol pada suhu 36
D. Nilai
ln h
1. Nilai
ln h
pada suhu 26
ln h = ln
ln h = 0,18
2. Nilai
ln h
pada suhu 31
ln h = ln
ln h = -0,031
3. Nilai
ln h
pada suhu 36
ln h = ln
ln h = -0,19
E. Grafik
hubungan ln h
terhadap 1/T
ln h = E . 1/RT
y = mx + c
y = 3700x-12,18
ln h = E
E = m . R
E = 3700. 8,314 J/mol.K
E = 30761,8 J/mol.K = 30,7618 kJ/mol.K
Komentar
Posting Komentar