Materi Isolasi DNA dan Elektroforesis
Materi
Praktikum Isolasi DNA
Praktikum
Biomolekul
Jurusan
Kimia
1.1 Peremajaan isolat
bakteri xilanolitik
Proses
peremajaan bakteri dimulai dari mengambil biakan isolat dari kultur sebelumnya. Isolat diambil dengan
menggunakan kawat ose. Lalu kawat yang mengandung biakan ini digoreskan pada
media padat yang baru. Selanjutnya biakan diinkubasi pada oven dengan suhu 370C
selama 18 jam.
1.2 Isolasi plasmid pET30 dari E. coli BL21
Koloni tunggal transforman E. Coli diinokulasi ke dalam 5 ml media
Luria Bertani cair yang mengandung 2,5 µl kanamisin 100 mg/ml dan diinkubasi
pada shaker incubator pada 37 °C dengan
kecepatan 150 rpm selama 18 jam. Setelah 18 jam, inokulum disentrifugasi selama
2 menit dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4 °C.
Pellet
dilarutkan dalam larutan I (Glukosa 50 mM, Tris-HCl 2,5 mM pH 8, Na2EDTA
10 mM pH 8) 100 µL dan dihomogenkan lalu didiamkan 5 menit. Ditambahkan 200 µL
larutan II (NaOH 0,2 M, SDS 1%, ddH2O steril) dan dihomogenkan
dengan cara membolak-balik tabung Eppendorf. Larutan diinkubasi di es selama 15
menit, setelah 15 menit ditambahkan 150 µL larutan III (Kalium asetat 5 M, asam
asetat glasial, ddH2O dingin), diinkubasi dalam es selama 10 menit.
Campuran tersebut disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 12.000 rpm
suhu 4 °C, supernatan yang diperoleh dipindahkan secara perlahan dengan
menggunakan pipet kedalam tabung Eppendorf baru yang steril dan ditambahkan
campuran fenol: kloroform: isoamil alkohol (25:24:1) 1 kali volume total,
dikocok sampai terbentuk emulsi kemudian disentrifugasi lagi 12.000 rpm 2 menit
dan dihasilkan 3 lapis, fase paling atas adalah fase cair yang dipindahkan
dengan cara memipet secara hati-hati kedalam tabung Eppendrorf baru yang
steril, fase cair tersebut dipekatkan dengan menambahkan etanol absolut dingin
2 kali volume total, dan diinkubasi dalam es selama 1 jam. Campuran
disentrifugasi 12.000 rpm selama 5 menit, pellet dicuci dengan etanol dingin
70% dan disentrifugasi lagi dan tabung Eppendorf dikeringkan dari etanol dengan
cara membalikkan tabung dan didiamkan 5 menit. Kemudian pellet dilarutkan dalam
30 µL ddH2O (Sambrook dan Russel, 2001).
1.3 Analisa pET-Endo
menggunakan Elektroforesis Gel Agarosa
Gel
agarosa 1,5% dibuat dengan melarutkan 0,375 g agarosa dalam 25 ml buffer TAE (Tris Acetat EDTA) pH 8. Agarosa yang
sudah larut didinginkan sampai kira-kira temperatur 45°C, selanjutnya gel
dituangkan pada cetakan dan dibiarkan memadat. Sampel yang akan dielektrolisis
dicampur dengan buffer yang mengandung bromofenol biru (BPB) 0,25 (b/v) dan
sukrosa 40 % (b/v). Elektrolisis dilakukan dalam buffer TAE pada tegangan 75
volt. Elektrolisis dihentikan ketika bromofenol biru telah bermigrasi kira-kira
2/3 dari panjang gel. Gel agarosa kemudian direndam dalam larutan Etidium
Bromida (EtBr) 250 µg/mL selama 30 menit, selanjutnya direndam dalam buffer TAE
selama 5-10 menit. Hasil elektroforesis dapat diamati dengan sinar UV (Sambrook
dan Russel, 2001).
1.4 Isolasi DNA kromosom isolat
Koloni tunggal isolat diinokulasikan ke dalam 5 ml media cair dan diinkubasi
pada shaker incubator pada suhu 370C
dengan kecepatan 150 rpm selama 18 jam. Kemudian sebanyak
5 ml suspensi sel disentrifuge selama 2 menit dengan
kecepatan 10.000 rpm
pada suhu 4oC. Setelah terpisah, supernatan
dibuang,
kemudian pellet sel diresuspensi dengan 250 µl
buffer TE (50 mM tris HCl pH 8 dan 50 mM EDTA). Larutan tersebut dibekukan pada
suhu -20oC selama 30 menit. kemudian ditambahan 250 µL lisozim
10mg/ml ke dalam sel beku dan dibiarkan mencair pada suhu kamar. Larutan sel yang
sudah mencair dimasukkan ke dalam penangas es selama 45 menit. Lalu menambahkan
larutan STEP (SDS 1%, Tris Cl, EDTA pH 8, proteinase K) sebanyak 50µL ke dalam
suspensi dan dicampur rata. Campuran ini selanjutnya dipanaskan dalam waterbath pada suhu 50oC
selama 1 jam sambil sesekali digoyang perlahan. Kemudian ditambahkan 300µL larutan fenol jenuh ke dalam campuran lalu
dikocok sampai terbentuk emulsi. Campuran disentrifugasi pada kecepatan 12.000rpm
selama 5 menit sampai terpisah dua lapisan. DNA yang diinginkan berada pada
lapisan atas. Lapisan atas dipipet secara hati-hati dan dipindahkan ke dalam
tabung eppendorf yang steril. Selanjutnya ditambahkan larutan natrium asetat
0,3 M sebanyak 0,1 kali dari volume total hasil pemipetan DNA, lalu dicampur
perlahan. Kemudian ditambahkan etanol absolut dingin sebanyak 2 kali volume larutan
kemudian tabung dibolak-balik untuk pencampuran. Setelah itu, campuran
diinkubasi pada suhu -20oC selama 2 jam sampai semalam. Campuran
disentifugasi pada 12000 rpm selama 5 menit, kemudian supernatan dibuang dan
pellet dicuci dengan 0,6 ml etanol 70%. Sentrifuge kembali campuran pada 12000
rpm selama 5 menit. Pelet diambil kemudian ditambahkan 30 µL ddH20
Komentar
Posting Komentar